بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

0

Life Style Muslim Sejati

Cacak Rijal Jumat, 21 Oktober 2011

Barang siapa yang menanam ia akan memetik hasilnya. Peribahasa tersebut rasanya tepat untuk mendeskripsikan keimanan kita. Saat iman telah merasuk ke dalam hati, kita tanam hingga menghujam kuat di lubuk sanubari. Maka akan nyatalah bahwa Allah sebenar-benar tujuan dan orientasi hidup ini serta Islam-lah jalan jalan kehidupan kita dan Rasulullah Muhammad sebaik-baik teladan kita. Gaya hidup (lifestyle) yang demikian inilah yang akan melahirkan hati yang sehat dan akal yang cerdas sebagai buah yang ditunai dari keyakinan yang mantap terhadap tauhidullah.

Hati yang Sehat
Hati yang sehat adalah hati yang bebas dari segala penyakit seperti ujub (bangga diri), riya' (pamer), takabbur (sombong), hasad (dengki), dan sejenisnya. Hati yang bersih hanya akan diraih apabila orientasi hidup seseorang benar yaitu orientasi hidup yang ditujukan hanya kepada Allah. Hal ini ditandai dengan :

  1. Selalu mengharap rahmat Allah (roja').
    Konsepsi ini akan mendorongnya untuk hanya melakukan hal positif dan tidak mengharapkan balasan kecuali dari Allah. Rahmat Allah lebih luas baginya dibanding dunia dan seisinya. Sehingga ia tidak mengusahakan kekayaan dunia dengan mengesampingkan rahmatNya dan melanggar perintahNya.
  2. Takut hukuman Allah (khauf).
    Hal ini mendorongnya untuk selalu menghindarkan hal-hal negatif yang mengundang kemurkaanNya, termasuk perkara-perkara syubhat (samar-samar) sekalipun. Derita didunia betapapun beratnya tidaklah seberapa bila dibanding dengan siksa akhirat.

Ketika rasa harap dan takut berpadu hanya pada Allah, saat itulah cinta kita kepada Allah menjadi subur. Inilah aqidah yang benar dan mempengaruhi keikhlasan niat.

Akal yang Cerdas
Dalam pandangan Islam, akal yang cerdas adalah akal yang dapat menjalankan fungsinya untuk :

  1. Mentadabburi (merenungkan) ayat-ayat qauliyah yang terdapat di dalam AlQur'an. Ayat-ayat ini harus dipahami secara baik-baik sebagaimana ditunjukkan oleh sunnah Rasulullah.
  2. Mentafakkuri (memikirkan) ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda di alam) yang tersebar di alam semesta.

Perpaduan pemahaman tentang ayat-ayat qauliyah dan kauniyah akan memberikan kesadaran bahwa hidup di dunia ini tidak abadi. Sadar bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian dan setelah kematian ada kehidupan baru yang abadi. Keyakinan ini semakin mengkristal dalam amaliyah harian.

Perpaduan yang serasih antara hati yang sehat dengan akal yang cerdas inilah yang akan menelurkan generasi-generasi muslim pilihan. Generasi yang memadukan konsep yang sempurna, niat yang lurus, dan amal yang tulus.

Baca juga posting di bawah ini





Posting Komentar

 
Website asli buatan cacak rijal (RL's)