بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

0

Bahaya Ghibah

Cacak Rijal Jumat, 14 Oktober 2011

Satu yang harus kita waspadai adalah lisan kita. Berbicara tidak butuh tenaga besar dan tidak perlu biaya. Tetapi kita bisa terluka secara fisik dengan satu patah kata. Rumah tangga bisa cerai karena satu patah kata dan yang halal bisa menjadi haram. Bahkan akhir hayat bisa su'ul khatimah juga dengan sepatah kata.

Saudara yang budiman, ada sesuatu yang dahsyat haramnya tetapi kadang tidak terpikirkan oleh kita yaitu bahaya ghibah. Dalam surat Al Hujurat ayat 12 Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari keburukan orang dan janganlah sebagian kamu menggunjing atas sebagian yang lain."

Prosedur ghibah, pertama berprasangka buruk, kedua mencari-cari kekurangan. Dan kalau sudah terkorek biasanya dia ingin bicara. Dan bicara inilah yang disebut ghibah.Ghibah adalah menceritakan kejelekan seseorang jika orang yang dibicarakan mendengarnya dia akan sakit hati.Ghibah kalau dalam AL Qur'an seperti memakan bangkai saudara yang sudah mati.

Ada beberapa peluang ghibah yang bisa muncul :

1. Karena bentuk tubuh.
Seperti ketika kita menyebut tubuh seseorang gendut, atau bahkan menyebutnya seperti pensil karena orang tersebut terlalu kurus. Siapapun yang menghina tubuh seseorang, sama dengan menghina Allah sebagai penciptanya. Karena kondisi fisik yang ada tercipta karena Allah.

2. Kekayaan dan status sosial.
Seorang pejabat tidak lebih mulia dari pemungut sampah. Karena sambil memungut sampah bisa jadi dia beristighfar dan tidak menyebabkan menjadi sombong dan riya'.

3. Menghina masa lalu.
Jangan mengunci penilaian terhadap seseorang. Karena setiap orang bisa berubah. Boleh jadi seseorang melakukan dosa besar namun karena dosa itu dia bertobat dan gigih mengubah diri menjadi lebih baik daripada diri kita. Orang yang menyadari dosanya mungkin tobatnya lebih baik. Oleh sebab itu, lebih baik kita lebih berhati-hati dan tidak menghina masa lalu.

Indonesia tidak akan maju selama masyarakat memiliki sifat dengki. Jika kita berani berbicara tentang kesalahan orang lain, itu menunjukkan siapa sebenarnya diri kita. Janganlah percaya kepada orang yang membeberkan berita yang tidak baik tentang seseorang. Akan terjadi suatu saat masyarakat tidak akan menyadari jika ada tulisan yang bersifat tendensius, mencela, mencemarkan, atau melakukan pembunuhan karakter.

Yang perlu dilakukan oleh kita adalah memberi suatu contoh yang baik. Seharusnya orang yang berpendidikan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak baik seperti ghibah. Maka mulai sekarang marilah kita menghentikan perbuatan ghibah.Terkadang orang tidak sadar ketika sedang ber-ghibah. Kita harus dapat menjaga diri untuk tidak larut dalam ghibah dan mengingatkan agar orang menyadari kesalahan yang diperbuatnya. Jangan pernah kita berkomentar karena praduga. Segala bentuk komentar harus disertai dengan bukti nyata. Jangan pernah berkomentar karena dengki. Jangan sampai kita terlibat dalam kebencian yang berlarut karena ghibah. Karena kebaikan dan keburukan yang kita lakukan akan kembali kepada kita.

Kita harus mengecek kebenaran berita yang akurat. Kemudian melatih diri agar tidak mudah berkomentar. Niatkan mencari berita tentang sesuatu untuk melakukan keadilan serta untuk melakukan perbaikan. Dalam kondisi tertentu kita tidak perlu menutupi suatu kekurangan atau adanya kezaliman yang terjadi karena dapat membuat kita menghalangi proses tegaknya peradilan. Kita boleh mencari bukti agar keadilan dapat terwujud. Tetapi janganlah menjadi jalan menyebarnya fitnah.

Baca juga posting di bawah ini





Posting Komentar

 
Website asli buatan cacak rijal (RL's)