Umar Bin Khattab -dalam kitab Nashaihul Ibad oleh Imam Nawawi Al Bantani- pernah berkata, "Sekiranya tidak takut dituduh mengetahui hal yang gaib, tentulah aku mau bersaksi bahwa kelima golongan ini adalah termasuk ahli surga"
- Memenuhi Keluarga Meski Miskin.
Memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan sebagainya terhadap anggota keluarga merupakan suatu keharusan. Pemenuhan kebutuhan ini sedapat mungkin bisa dicapai dalam jumlah yang cukup dan kualitan yang baik. Sehingga anggota keluarga dapat menjalani kehidupannya dengan baik.
Dalamsoal makan misanya, jangan sampai dengan dalih harus berhemat ia hanya memenuhi kebutuhan makan yang hanya bisa mengenyangkan tetapi tidak membuat menjadi sehat dan kuat.kemiskinan jangan menjadi alasan bagi seseorang untuk tidak mampu lagi menafkahi keluarganya. Karena, berusaha merupakan sesuatu yang sangat mulia.
Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah azza wa jalla." (HR. Ahmad). "Barang siapayang menafkahkan hartanya untuk istri, anak, dan penghuni rumah tangganya, maka dia telah bersedekah," Sabda Nabi SAW. (HR. Thabrani). - Istri Yang Diridhai Suami.
Menjadi suatu keharusan bagi istri mendapatkan keridhaan dari suaminya dan suami tentu saja meridhai jika istrinya bersikap dan berperilaku yang baik. Untuk itu, istri harus taat pada suami atas perintahnya asal tidak bertentangan dengan ketentuan Allah dan RasulNya.
Memperoleh keridhaan suami membuat sang istri tergolong ke dalam kelompok wanita yang baik. Rasulullah SAW. bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau memandang kepadanya menggembirakan kamu, apabila ekau perintah dia mematuhinya, apabila engkau beri nafkah dia menerimanya dengan baik., dan bila engkau tidak ada di sampingnya dia akan menjaga dirinya dan hartamu" (HR. Nasa'i). - Istri Yang Bersedekah Pada Suami.
Kewajiban menafkahi keluarga memang berada di pundak suami. Namun ada momen di saat suami mendapat kesulitan yang mengakibatkan tidak bisa memenuhi kewajibannya itu. Suatu ketika Ibnu Mas'ud tidak punya uang dan dia tahu istrinya memiliki harta. Maka Ibnu Mas'ud menawarkan kepada istrinya agar mau bersedekah kepadanya. Namun sang istri justru bertanya, "Memang ada pahala bersedekah pada suami?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Tentu Saja."
Namun sang istri tetap tidak percaya dan bertanya pada Nabi SAW. Selama ini ia menganggap sedekah itu pada orang lain, bukan suami. Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah SAW. menjawab, "Bahkan kamu mendapatkan dua pahala, satu pahala sedekah, dan satunya lagi pahala mengokohkan hubungan keluarga." - Anak Yang Diridhai Orang Tua.
Setiap anak harus berupaya untuk berlaku sebaik-baiknya kepada orang tua. Sebab, orang tua sudah sedemikian baik sejak ia masih berada di dalam kandungan. Karenanya, sebaik-baik sikap anak kepada orang tuanya tetap saja tidak bisa membalas kebaikan orang tua kepadanya.Ini berarti seorang anak harus berusaha jangan sampai menyakiti fisik dan perasaan orang tuanya.
Allah SWT. berfirman, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada bapak-ibumu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan peda keduanya perkataan ah dan janganlah membetak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia." (QS. Al Isra' 23). - Tobat Dari Dosa.
Surga merupakan tempat yang suci dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang suci. Bila kita ingin masuk surga, janganlah meti dalam keadaan bergelimang dosa. Untuk itu, setiap manusia harus bertobat sebelum mencapai kematian.
Karena kita tidak tahu kapan kematian akan datang kepada kita dan kita menyadari bahwa kematian bisa datang kapan saja. Maka tobat harus kita lakukan sesegera mungkin, jangan ditunda hingga tua. Karena belum tentu kita bisa hidup sampai tua. Keungguhan bertobat harus diwujudkan dengan menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, menyesalinya, bertekad untuk tidak mengulanginya, menyatakan maaf, dan membuktikan kehidupan yang lebih baik.
Bila hal ini sudah kita laksanakan, niscaya Allah SWT. memberikan tiket kepada kita untuk bisa masuk surga. Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman bertobatlah kamu kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At Tahrim 8).
Posting Komentar