بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

1

Keutamaan I'tikaf

Cacak Rijal Jumat, 07 Oktober 2011

Menurut kamus bahasa Arab, i'tikaf berasal dari kata 'akafa yang mempunyai banyak makna, antara lain, menetap, mengurung diri, atau terhalangi. Dari segi istilah, makna i'tikaf yang dikemukakan para ulama cukup banyak dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan madzhab. Namun, hakikat perbedaan itu hanya dalam syarat, rukun, serta kelebihan dan kekurangannya. Yang pasti, perbedaan tersebut menyatu dalam banyak makna.

Salah satu dari pengertian i'tikaf disampaikan oleh Ibnu Hajar ,madzhab Hambali, yaitu menetapnya seorang mu'min yang tidak junub dan berakal sehat, di dalam masjid meskipun sejenak, dengan melakukan amal ibadah sesuai dengan tata cara tertentu (syarat dan rukun).

I'tikaf merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw., dan memiliki banyak keutamaan, antara lain :
  1. Dengan beri'tikaf orang akan dengan mudah dapat melakukan ibadah shalat fardhu secara kontinyu dan berjama'ah karena dia telah berada di dalam masjid. Berarti dia pulang dengan membawa pahala shalat jama'ah 27 kali lipat dibandingkan shalat sendirian.
  2. I'tikaf membantu menguatkan seseoranng untuk mendirikan shalat dengan khusyu' karena mu'takif (orang yang beri'tikaf) telah memutuskan perhatian kepada selain Allah. Dia telah melepaskan segala kesibukan dan pikiran duniawi atau apapun yang dapat menghilangkan kejernihan hati dan ketentraman jiwanya.
  3. I'tikaf membantu mu'takif untuk menjalankan shalat atau amalan sunnah sebab dia telah mengkhusyu'kan dirinya untuk sibuk dengan berbagai macam ibadah. Ia mengkonsentrasikan pikiran dan jiwanya kepada Allah serta berharap kelak berjumpa denganNya. Rasulullah saw. bersabda, "Sedekat-dekatnya hamba pada Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah (saat bersujud) dengan berdo'a." (HR. Muslim).
  4. I'tikaf membuat orang yang melakukannya selalu beruntung dengan mendapatkan shaf pertama pada shalat berjama'ah. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda. "Kalau saja manusia mengetahui akan (keutamaan) yang ada pada saat adzan dan shaf pertama, maka mereka tidak mendapatkan dirinya kecuali pastilah akan mementingkannya." (HR. Bukhari).
  5.  Seorang mu'takif akan mendapatkan pahala menunggu datangnya waktu sahalat. Sabda Rasulullah saw., "sesungguhnya salah seorang diantara kamu teteap akan mendapat pahala shalat, selama menunggu shalat (berikutnya). Dan para malaikat pun akan mendo'akan, "Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah berilah dia rahmat," selama beranjak dari tempat shalatnya (masjid) atau sebelum terkena hadats." (HR. Bukhari).
  6. I'tikaf juga menjaga puasa seseorang dari perbuatan-perbuatan dosa walau kecil sekalipun, seperti mengumpat, berdebat, bebricara kotor, dan sebagainya. I'tikaf juga merupakan sarana untuk menjaga pandangan mata dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, terlebih seperti saat ini, saat aurat dipamerkan di mana-mana secara vulgar.
  7. I'tikaf juga bisa digunakan sebagai sarana untuk mengintrospeksi diri, mengetahui sajauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dalam hal ini, i'tikaf dapat diibaratkan sebagai rumah sakit, tempat dimana seseorang melakukan pengobatan secara total terhadap penyakit jiwanya, sehingga tidak bertambah parah. Sebagaimana jasad, jiwa juga memerlukan pengobatan jika sakit.
Itulah i'tikaf, salah satu dari dari bentuk ibadah yang sangat strategis untuk mendongkrak kekuatan iman dan spiritual kita. Semoga kita bisa melaksanakannya, Amin.

Baca juga posting di bawah ini





Posting Komentar

Unknown mengatakan...

jazakumullah khoiron katsiron

 
Website asli buatan cacak rijal (RL's)